Selasa, 26 Februari 2013

Mari Berdzikir




Allah Subhannahu Wa Ta'ala berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (QS Al-Ahzab : 41-42)

Perintah untuk berzikir diulang dalam ayat yang berbeda-beda.

Aisyah ra berkata :
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu'Alaihi Wasallam berzikir sepanjang hayatnya dalam setiap kesempatan." (Muttafaq `alaih).

Dalam bahasa Arab, zikrullah mempunyai dua maksud:
1. INGATAN KITA KEPADA ALLAH AZZA WA JALLA.

Maknanya, kita mengingati Allah dan makna inilah yang sering digunakan oleh kebanyakan orang apabila menyebut perkataan zikrullah.
2. INGATAN ALLAH SUBHANNAHU WA TA'ALA KEPADA KITA.

Maknanya, Allah yg mengingati kita dan inilah maksud zikrullah dalam ayat :

"Ala bi zikrillahi tat'ma'innu al-qulub" (“Ketahuilah bahwa dengan zikrullah, hati akan menjadi tenang).

Demikianlah menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Minhajul ‘Arifin”.
Zikrullah dengan maksud pertama (ingatan kita kepada Allah) ialah suatu proses untuk mencapai zikrullah dgn maksud kedua (ingatan Allah kepada kita) dalam perjalanan menuju Allah.

Ini sepertimana firman Allah Ta'ala :
"Ingatilah Aku, niscaya Aku akan mengingatimu".

Inilah manfaat asas bagi zikrullah (kita ingat Allah) yaitu kita akan diingati oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Imam Ibnu 'Atha'illah As-Sakandari menyebut dalam kitabnya ‘Al Hikam’ :
“Jangan tinggalkan zikir lantaran hatimu tidak dapat berkonsentrasi kepada Allah saat berzikir. Ini adalah karena, kelalaianmu terhadap Allah ketika tidak berzikir lebih buruk daripada kelalaianmu saat berzikir. Semoga Allah berkenan mengangkat darjatmu dari zikir yang penuh dengan kelalaian menuju zikir yang penuh dengan kesadaran (ingat kepada Allah); dan dari zikir yang penuh dengan kesadaran menuju zikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya. Juga dari zikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya menuju zikir yang meniadakan segala sesuatu selain-Nya. Dan yang demikian itu bagi Allah bukanlah merupakan sesuatu yang sukar.”

Sahabat,
Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya, dengan zikir tanpa kehadiran hati juga membawa kepada ingatan Allah kepada kita karena kalau Allah tidak mengingati kita yang berzikir tanpa kehadiran hati, niscaya Dia tidak akan memindahkan kita dari keadaan zikir tanpa kehadiran hati, kepada keadaan zikir dengan kehadiran hati.

Berpindahnya keadaan kita dari kelalaian hati kepada kehadiran hati dalam berzikir membuktikan bahwasanya Allah memang mengingati kita sewaktu kita berzikir tanpa kehadiran hati lagi.

Ini menunjukkan sifat Maha Pemurah Allah kepada para hamba-Nya.

Seterusnya, zikir yang disertai dengan kehadiran hati akan membawa kepada ‘fana'’ daripada diri sendiri seterusnya menyaksikan keagungan Allah Azza wa Jalla dengan mata hati, lalu timbullah rasa ketundukan terhadap ‘haibah’ (kebesaran) Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Rasa takut kepada Allah ini akhirnya membawa kepada ‘jannatain’ (dua syurga) sepertimana dalam firman-Nya :
"Bagi orang yang takut kepada-Ku akan mendapat dua syurga".

Ada sebagian ulama' menafsirkan maksud dua syurga tersebut adalah :
1.Syurga ‘ma'arif’ (makrifat / mengenal Allah Azza wa Jalla).
2.Syurga ‘zakhorif’ (syurga di akhirat kelak).

Adapun ‘jannatul ma'arif’ (syurga makrifat) adalah antara manfaat yang paling agung buat para hamba Allah, krn dgn makrifat tersebut, seseorang mengenali-Nya dan seterusnya memperbaiki kehambaan dirinya kepada-Nya dengan menjaga adab di hadrat-Nya sesuai dengan makrifatnya tentang Allah Ta'ala.

Manfaat yang paling berharga buat seseorang hamba Allah di dunia adalah mencintai Allah dan menyempurnakan kehambaan diri kepada-Nya, yang mana kedua-duanya tidak akan tercapai melainkan dengan ‘ma’rifatullah’.

Seseorang yang mencapai ‘ma’rifatullah’ akan kembali kepada hakikat asal di mana dia menyaksikan bahwasanya, selama ini Allah-lah yang sememangnya mengingatinya sejak azali dan karena itulah berlakunya ‘asbab-asbab’ yang membawanya kepada mengingati Allah dan seterusnya mengenali-Nya.

Jika bukan krn kecintaan Allah kepadanya sejak azali dan kalau bukan krn ingatan Allah kepadanya sejak azali (hadrah ilmu Allah), mana mungkin dia akan mengingati Allah ?

Seorang sahabat berkata :
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari'at Islam begitu banyak ditujukan kepadaku, beritahukanlah kepadaku satu perkara yang mesti sentiasa aku lakukan dengan konsisten."

Dalam riwayat lain,

"Sesungguhnya syari'at Islam demikian banyak, maka bab manakah yang kami perlu berkomitmen terhadapnya dan telah mencakupi semua syari'at itu."

Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda :

"Hendaknya lisanmu selalu basah dengan zikrullah." (HR Tirmizi dan Ahmad)

Sahabat"ku,
Zikir itu adalah amal yang paling utama.

Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda :

" Tidakkah kamu ingin aku menceritakan kepada kamu sebaik-baik amal bagi kamu?
Amalan yang paling suci di sisi Tuhan kamu? Paling tinggi darjatnya bagi kamu, dan lebih baik bagi kamu dibandingkan dengan kamu berinfak emas dan permata. Lebih baik bagi kamu daripada kamu bertemu dengan musuh kamu lalu mereka memukul leher kamu dan kamu memukul leher mereka."

Para sahabat menjawab : "Ya."

Rasulullah bersabda : "Zikir kepada Allah Subhannahu Wa Ta'ala." (HR Tirmizi)

Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam juga menjanjikan bahwa banyak berzikir menyebabkan datangnya kemenangan.

Rasulullah Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda :
"Telah mendapat kemenangan al-mufarridun."
Sahabat bertanya :"siapakah al-mufarridun itu ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab : "orang-orang yang dikenali dengan banyak berzikir kepada Allah. Dia menyimpan zikir sebagai amalan yang paling banyak sehingga zikir itu akan datang pada hari kiamat sebagai yang meringankan (dosa-dosa mereka." (HR Tirmizi)

Sahabat"ku,
Zikir adalah pintu yang paling lebar yang dapat kita masuki untuk menuju Allah Subhannahu Wa Ta'ala, maka jadikanlah jiwa kita sentiasa memeliharanya.

"Diantara tujuh golongan orang yang akan mendapatkan perlindungan Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan lain selain perlindungan Allah, yaitu : "seseorang yang selalu menyebut nama Allah sehingga bercucuran air matanya." (Muttafaq `alaih)

Zikir akan menyebabkan hidupnya hati dan meninggalkan sebab matinya hati.

Dalam sebuah hadits dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam,Rasulullah bersabda:
"Perumpamaan sebuah rumah yang sering disebut nama Allah didalamnya dan yang tidak pernah disebut nama Allah didalamnya seperti orang hidup dan orang mati." (Muttafaq `alaih)

Zikir juga mampu menyebabkan tenangnya hati.

Allah berfirman :
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan zikir kepada Allah. Ketahuilah hanya dengan zikir kepada Allah akan membuatkan hati menjadi tenang." (QS Ar-Ra'du : 28)

Ayat ini menunjukkan bahwa hati seorang mukmin sangat dipengaruhi oleh zikir kepada Allah.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebutkan nama Allah maka gementarlah hati-hati mereka ." (QS Al-Anfal : 2)

Oleh kerana itu, janganlah ada perkara lain yang menyibukkan hati seorang mukmin selain zikir kepada Allah.

Maka orang-orang mukmin itu adalah :
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) jual beli dari zikir kepada Allah , dan (dari) mendirikan solat dan (dari) menunaikan zakat." (QS An-Nur : 37)

Zikir sebenarnya mampu mengembalikan orang yang bersalah kepada kebenaran, maka ia akan bersegera untuk kembali kepada kebenaran.
Firman Allah :

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka berzikir kepada Allah dan memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka." (QS Imran 135)

Zikir boleh menyebabkan wujudnya kebersamaan Allah dengan seorang hamba sebagaimana firman Allah Subhannahu Wa Ta'ala :

"Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat (pula) kepadamu." (QS Al-Baqarah : 152)

Rasulullah bersabda :

"Allah swt berfirman : “Aku sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, aku bersamanya ketika ia berzikir kepada-Ku, jika ia mengingati-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatinya dalam diri-Ku. Jika ia mengingati-Ku dalam satu kelompok, maka Aku mengingatinya dalam kelompok yang lebih baik darinya." (HR Muslim)

Rasa kebersamaan (mai’yyah) ini adalah dalam bentuk :
Kedekatan,Perwalian,Cinta,Pertolongan,Taufiq.
Maka, cukuplah ini sebagai keutamaan dan kemuliaan.

Oleh yang demikian,sahabat"ku, fikirkanlah betapa banyaknya faedah yang dapat kita raih dari kandungan zikir kepada Allah berupa :
Kemenangan,Pertolongan,Kekuatan,Perlindungan,dan Taufiq.

Oleh karena itu, zikir merupakan sebab berjayanya seorang pendakwah dan asas keberaniannya dalam menghadapi umat.

Seorang yang biasa berzikir kepada Allah akan merasakan bahwa taqdir yang berlaku berjalan sesuai dengan perintah-Nya.

Zikir menyebabkan hatinya dipenuhi dengan kehebatan dan keagungan Allah, maka ia tidak akan ragu dalam menyampaikan dakwah dan mengungkapkan kebenaran.

Dengan landasan itulah Allah memerintahkan kepada Nabi Musa as dan Nabi Harun as dengan firmannya :

"Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingatiKu." (QS Thaha : 42)

Meninggalkan zikir boleh mengakibatkan kerasnya hati.

Allah berfirman :

"Celakalah bagi orang yang hatinya keras dari berzikir kepada Allah. Mereka itulah orang-orang yang berada dalam kesesatan yang nyata." (QS Az Zumar : 22)

Rasulullah bersabda :
"Janganlah kamu banyak berbicara selain mengingati Allah. Sesungguhnya banyak berbicara dengan sesuatu yang bukan mengingati Allah akan mengeraskan hati. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang hatinya keras." (HR Tirmizi)

Di antara akibat dari lalainya hati kepada Allah, datangnya syaitan yang menguasai seorang hamba.

"Syaitan telah menguasai mereka dan menjadikan mereka lupa dari berzikir kepada Allah." (QS Al Mujadalah : 19)

"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang sentiasa menyertainya."(QS Az Zukhruf : 36)

Zikir adalah makna yang umum dari setiap perbuatan taat.

Ketahuilah wahai saudaraku bahwa yang dimaksudkan dengan zikir bukan hanya sekadar zikir dengan lisan sahaja, akan tetapi :

Taubat itu adalah zikir.

Bertafakur merupakan zikir yang paling tinggi.

Menuntut ilmu adalah zikir.

Mencari rezeki apabila disertai dengan niat yang baik demi Allah adalah zikir.

Setiap pekerjaan yang diiringi dengan perasaan diawasi Allah dan engkau senantiasa ingat bahwa pandangan-Nya melekat kepadamu adalah zikir.

Oleh krn itu, maka orang yang bijaksana (mengenal Allah) akan senantiasa berzikir dalam setiap keadaannya.mau sdg jalan,duduk,lari,berbaring,tidur,dlm sgala kondisi"

Qatadah berkata dalam sebuah riwayat hadith:
"Keadaan kaum ini mereka saling berniaga dan berjual beli, akan tetapi apabila datang salah satu tuntutan hak Allah,mereka tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli mereka dari zikrullah. Sampai mereka menunaikan yang menjadi hak Allah tersebut." (HR Bukhari)

Zikir seharusnya dilakukan pada setiap waktu dengan segala keadaan.

Imam Hasan Al Banna menambah :
"Jika engkau mengetahui semua ini, maka janganlah engkau heran jika seorang muslim mesti senantiasa berzikir dalam setiap keadaannya dan berusaha mewarisi dari Nabi Shallallahu'Alaihi Wasallam (makhluk yang paling mengenali Rabbnya) beberapa kalimah indah dan mendalam dari zikir, doa, syukur, tasbih dan pujian dalam setiap keadaan kecil maupun besar serta berharga atau remeh, krn Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam senantiasa berzikir dalam setiap keadaan.
Juga jangan engkau heran jika kami menuntut Ikhwanul Muslimin agar mengikuti sunnah Nabi mereka dan meneladaninya dengan cara menghafal zikir-zikir ini dan mendekatkan diri kepada zat Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun dengannya."

Allah berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu contoh tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan mereka banyak mengingati Allah." (QS Al-Ahzab : 21)

Dengan penjelasan ini, kita mengetahui bahwa penekanan tarbiyah kita adalah ruhiyah yang senantiasa terjaga dengan zikir yang berterusan yang ditemui dalam "wazhifah kubra" untuk pagi dan petang.

Jika seseorang aktivis dakwah memiliki waktu yang sempit atau mengetahui kelesuan pada diri maupun pada saudara-saudaranya, maka cukuplah baginya membaca "wazhifah sughra".

Kemudian ia menjaga semua zikir sesuai dengan situasi dan keadaan bahkan di seluruh waktunya.

"Maka apabila kamu telah selesai menunaikan solat (mu), berzikirlah kepada Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring." (QS An-Nisa' : 103)

Maka itu jugalah yang menjadi tanda dan kewibawaan "ulul albab" yaitu orang-orang yang senantiasa mengingati Allah baik sambil berdiri, duduk dan berbaring sebagaimana yang dikatakan oleh Allah dalam ayat berikut :

“(Yaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka. (QS Ali Imran : 191)

Ibnu Abbas ra berkata :
"Setiap ibadah yang diwajibkan oleh Allah memiliki waktu yang khusus dan seorang hamba boleh melakukannya di luar waktu yang ditentukan krn uzur tertentu kecuali zikir, yang Allah tidak menentukan baginya waktu khusus".

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS Al Ahzab : 41)

"Maka berteguh hatilah kamu dan ingatlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung" (QS Al Anfal : 45)

"Dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu mendapat kemenangan." (QS Al Jumu'ah : 10)

MAKSUDNYA ZIKIR SEBANYAK-BANYAKNYA BAGAIMANA???

Firman allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)

41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. 43. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-Ahzab 41-43)

Dalam ayat ini, pertama diperintahkan agar orang-orang beriman berdzikir kepada allah dengan dzikir yang banyak, kira-kira apa yang dimasud dzikir disini? mengingat ada ulama yang membagi dzikir itu kepada dua, dzikir dengan lisan saja dan dzikir dengan kenyataan, yaitu dengan sikap dan perilaku.

Yang dimaksud, dzikir yang banyak bukan dalam artian jumlah, seperti membaca laa ilaaha illalllah, sepuluh kali, seratus kali, seribu kali, atau tiga ribu kali, setiap malam jum’at misalnya. Padahal bilangan itu tidak ada yang banyak, seratus banyak, tapi dibanding seribu sedikit, seribu dibanding sepuluh ribu sedikit, dan seterusnya. Ini menunjukkan banyak menurut jumlah itu relative.

Kita bandingkan dengan dzikirnya orang yang munafik, “orang munafik tidak dzikir kecuali hanya sedikit saja“. Sedikit disini bukan dalam arti jumlah. Kalau orang mu’min membaca tasbih, tahmid, dan takbir 33 kali, tidak berarti orang munafiq itu membacanya dzikirnya masing-masing 10 kali.

Untuk mempraktekkan dzikir yang banyak dengan pengertian jumlah yang tadi, kadang menggunakan tasbih, tidak akan bisa dilaksanakan oleh setiap orang,

Seorang mu’min yang sadar ialah tentu saja setiap gerak langkahnya tentu saja akan ingat terhadap aturan dan ketentuan Allah di manapun mereka berada.

Orang yang dzikrullah di pasar, tentu saja ia ingat bahwa tidak boleh menipu, tidak boleh berdusta, tidak boleh memanipulasi, tidak boleh berbuat curang, ia ingat bahwa itu semua dilarang oleh Allah Berarti ia telah berdzikir kepada Allah walaupun tidak membaca tasbih, tahmid, takbir dan sebagainya.

Yang kedua, Allah memerintahkan bertasbih kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Siang dan malam itu untuk menunjukkan waktu. Mungkin saja ada orang yang pagi sadar sore tidak, siang sadar malam tidak, dst. Oleh karena itu setiap waktu dituntut untuk dzikran katsiira, bukan dalam artian jumlah. Sementara banyak orang yang menafsirkan ayat ini dengan artian jumlah yang banyak

Misalkan wirid setelah shalat, membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, takbir 33 kali, dan tahlil sekali, jumlahnya seratus kali. Ada juga yang mengubahnya dengan laa ilaaha illalah 165 kali dengan suara yang keras dan gerakan tertentu. Dzikir dengan cara seperti ini tidak ada ketentuannya dari Rasulullah .
Arti sholat dinisbahkan kepada Allah artinya memberikan rakhmat kepada manusia, sholat dinisbahkan kepada malaikat artinya memohonkan ampun, sholat dinisbahkan kepada manusia artinya berdo’a. Allah memberikan rahmat kepada manusia dengan menurunkan wahyunya untuk mengeluarkan manusia dari alam yang gelap ke alam yang terang benderang.

Orang Arif berkata, “Ingatlah kepada Allah dengan hati kamu, lisan kamu dan seluruh anggotamu dengan dzikir yang banyak dalam setiap keadaan kamu dengan penuh kesungguhan“.

Ada orang yang dzikir hanya dengan lisan saja, tapi tidak sadar, tidak disertai dengan hati. Seperti seorang anak kecil yang bernyanyi, “bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi, ..”. ketika disuruh mandi ia malah marah-marah, karena ia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.

Kita mungkin sering merasa do’a kita tidak dikabul oleh Allah, bisa jadi karena selama ini kita hanya berkicau seperti burung, bukannya berdo’a.

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran 191)

Diantara ciri ulil albab ialah yang berdzikir dan berpikir. Ada orang yang berdzikir tapi tidak berpikir, maka akibatnya ketinggalan dalam bidang ekonomi, politik dsb. Adapula yang berpikir tapi tidak berdzikir, akibatnya orang tersebut sukses namun moralnya bejat, melakukan korupsi, manipulasi, dsb.

Nabi Isa a.s. berkata, “beruntung orang yang ucapannya mengingat Allah, diamnya bertafakur, dan pandangannya menjadi pelajaran“

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ (152)

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Q.S. Al-Baqarah:152)

Ibnu Sa’id bin Jubair berkata, ayat di atas maksudnya, “Ingatlah kalian dengan melaksanakan perintah-Ku maka Aku akan mengingatmu degan memberikan ampunan-Ku.

Kalau dianalogikan, jika ada seorang istri berpesan kepada suaminya untuk selalu mengingatnya selama perjalanannya. Tentu saja cara mengingat isterinya itu ialah dengan mengingat pesan-pesannya, apa yang dimintanya, dan apa kebutuhannya, bukan dengan menyebut-nyebut namanya selama perjalanan tapi tidak ingat akan pesan-pesannya.wallahu a'lam.

(Jika Tidak Suka Abaikan saja,tdk menanggapin sgala pertentangan,tdk jg berharap diterima,segalanya demi Allah semata dlm berbagi hal kebajikan)

By.Faisal R Dalimunthe

Barakallahu^_^

http://www.facebook.com/Kaze.Kate/posts/471528219555749

2 komentar:

  1. Bismillah Assalamu`alaikum...... dipersilahkan untuk berkunjung di : http://salafyciampeabogor.blogspot.com/2012/11/bidahnya-dzikir-berjamaah.html

    >>>http://salafyciampeabogor.blogspot.com/2013/10/untukmu-yang-belum-paham-tentang-hukum.html

    BalasHapus
  2. >>>http://salafyciampeabogor.blogspot.com/2013/10/untukmu-yang-belum-paham-tentang-hukum.html

    BalasHapus